26 Juni 2009

5 Alasan si Dia Berselingkuh

RUMPUT tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri, seperti itu pula sebuah perselingkuhan. Menyenangkan dan menggoda. Namun, untuk melakukannya tidaklah mudah. Sebab, tindakan ini dapat memacu seseorang menganggap pasangannya melakukan pengkhianatan dan ketidaksetiaan.

Meskipun perbuatan ini identik dilakukan pria, nyatanya sejak 1960-an kaum wanita pun senang melakukannya. Mereka berselingkuh karena tergoda dengan pesona pria yang terus menerus memberikan perhatian.

Nah, untuk Anda yang ingin mewaspadai adanya tindakan pengkhianatan oleh pasangan, Askmen memaparkan 5 alasan yang tak Anda ketahui tentang perselingkuhan:

Wanita selingkuh saat masa subur

Ovulasi atau masa subur merupakan momen menarik bagi wanita. Pasalnya, di saat itu dia merasa seksi. Dia akan berpenampilan sempurna dengan pakaian yang berbeda saat dikenakannya bulan lalu.

Saat itu, dia akan sering flirting dengan beberapa pria untuk membangkitkan hasrat seksnya. Namun, bagaimana bila wanita itu telah menjadi istri orang dan berstatus menikah?

Meskipun wanita itu telah menikah, namun dia bisa saja melupakan cincin yang melingkar di jari manisnya. Bahkan, berdasarkan penelitian yang dilakukan Universitas New Mexico mengungkapkan, adanya keterkaitan yang tinggi antara ovulasi perempuan dengan selingkuh.

Pria berselingkuh lebih baik dibandingkan wanita

Berdasarkan data statistik, pria bisa melakukan perselingkuhan lebih baik dibandingkan wanita. Bahkan menurut penelitian genetika selama ribuan tahun lalu menyebutkan, pria dapat diketahui apakah senang berselingkuh atau tidak berdasarkan DNA. Lantas, pertanyaanya kini, perlukah menggunakan alat pendeteksi selingkuh?

Tidak ada definisi paling pas untuk memaknai selingkuh

Hal lain yang tidak Anda ketahui tentang selingkuh ialah tidak ada definisi paling pas untuk memaknai selingkuh. Namun, berdasarkan riset lain yang dilakukan secara klinis, beberapa pasangan tidak dapat setuju dengan tindakan pengkhianatan itu.

Bahkan, menurut survei yang dilakukan Great Male pada 2008 lalu, dengan pertanyaan "Tindakan seperti apa yang membuat Anda berpikir kekasih berselingkuh?" menyebutkan, "Jika dia mencium pria lain."

Artinya, kebanyakan pria menganggap cheating yang dilakukan pasangannya dimulai sejak dia mencium pria lain. Padahal, menurut wanita tindakan itu bukan termasuk cheating. Karenanya, terdapat perbedaan memaknai selingkuh antara pria dan wanita.

Kebanyakan pria tak memiliki alasan untuk selingkuh

Berbeda dengan wanita yang berselingkuh dari pasangannya lantaran tidak bahagia atau merasa bingung terhadap jalinan kasih yang dibina, pria tak memiliki alasan untuk tidak setia terhadap pasangannya.

"Saya mengibaratkan tindakan selingkuh pria saat mereka masuk ke dalam dapur dan melihat kue cokelat di meja. Dalam pikirannya, kue itu tampak enak dan nikmat untuk dicicipi. Padahal, saat itu dia tidak lapar, namun dia akan melahap kue tersebut. Dalam pemikiran lain, kadang pria selingkuh saat mereka melihat wanita yang atraktif dan sangat menarik, meskipun kehidupan percintaannya baik-baik saja," ucap Psikolog Dr Joyce Hamilton Berry kepada Lynn Noment.

Satu dari tujuh pasutri selingkuh di usia pertama perkawinannya

Hal lain yang Anda tak ketahui mengenai perselingkuhan ialah menjalani hal yang paling membuat depresi, salah satunya pernikahan.

Berdasarkan survei yang dilakukan di Inggris sejak 2005 mengungkapkan, sebanyak 60 persen pasangan yang telah menikah selama kurang lebih lima tahun akan selingkuh. Bahkan yang paling mengejutkan ialah pasangan suami istri (pasutri) dapat selingkuh di tahun pertama pernikahannya. Dalam survei itu disebutkan, sebanyak 18 persen pengantin wanita dan 12 persen pengantin pria yang melakukannya.(nsa)

Pasangan Posesif

Mungkin Anda termasuk golongan orang yang memiliki pasangan yang posesif? Yaitu mereka yang memiliki rasa takut kehilangan dan rasa memiliki yang berlebihan terhadap pasangan. Hal itu tidak akan menjadi masalah selama anda memahami dia serta dapat mengendalikan sifat-sifat posesifnya. Umumnya orang-orang dalam kategori posesif ini cenderung selalu ditaburi perasaan was-was dan curiga yang berlebihan terhadap pasangannya.

Dalam menjalin suatu hubungan mereka selalu merasa tidak nyaman, seringkali dihinggapi rasa cemburu dan selalu merasa ingin dibutuhkan oleh pasangannya. Seseorang yang tidak dapat mengendalikan sifat posesifnya akan semakin menjurus pada perilaku kasar pada pasangannya, seperti menampar, menjambak, dan lainnya. Bahkan ia akan mulai mengintimidasi dan menekan pasangannya agar takut padanya. Sehingga pasangannya akan mudah diatur sesukanya. Parahnya, apabila ternyata pasangannya itu tidak menyadari bahwa ia memiliki sifat posesif, seringkali akan bermuara pada pertengkaran dan akhirnya perpisahan. Sayang bukan? Mungkin dia adalah "soulmate" kita, namun akibat kita tidak memahami sifat pasangan kita, jalinan manis bak madu yang tlah terajut, kan hancur berantakan begitu saja.

Ada beberapa kiat yang mungkin dapat anda terapkan dalam menghadapi sifat posesif pasangan anda :

  • Berusahalah memberikan perhatian yang agak lebih pada pasangan, walaupun Anda  perempuan (jangan takut dibilang agresif). Karena dengan begitu pasangan Anda itu akan merasa nyaman dan tidak selalu dihinggapi rasa curiga. Misalnya : selalu mengabarkan keberadaan anda ataupun kegiatan anda saat itu. Tidak perlu telepon cukup sms saja.
  • Jangan pernah mengungkit masa lalu yang berkaitan dengan mantan-mantan pacar Anda, atau malah membanding - bandingkannya. Bahaya Bo'! Itu semua harus dihindari!
  • Berusahalah untuk menjadi pendengar yang baik saat dia marah ataupun sedih.
  • Berusahalah untuk bersikap lebih sabar.

Nah, apabila semua kiat itu ternyata tidak berhasil, apa mau dikata... berpisahlah dengan baik-baik. Namun banyak fakta yang mengatakan bahwa berpisah dengan pasangan yang posesif sangatlah sulit, karena dia akan berusaha dapat menguasai anda kembali dan tak mau dikalahkan, apalagi diputuskan hubungannya terlebih dahulu oleh Anda. So... waspadalah... waspadalah....